Subulussalam, SuaraKepri.com – Hazaruddin Limbong, selaku pekerja seni dan mantan salah satu staf honorer di Disporapar (Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata), meminta Pemko Subulussalam agar lebih serius untuk merangkul para pekerja seni dalam mengembangkan karya-karya yang selama ini tertanam.
Ia menilai banyak kebudayaan asli Subulussalam vakum tanpa tersalurkan karena tidak adanya wadah dan pembinaan secara serius dari pemerintah.
Sementara apabila itu diabaikan maka kekhawatiran, pekerja seni di wilayah Kota Subulussalam banyak beralih profesi.
“Kegiatan tersebut bisa juga mengantisipasi, terjadinya dekadensi moral remaja atau tingkat pelajar yang terjadi saat ini akibat pesatnya inovasi dan Globalisasi,” ujar Hazaruddin Limbong, Senin (23/1).
Sehingga saat ini telah mempengaruhi pemikiran kepada arah yang membunuh karakter yang berbakat menjadi arah ke negatif.
“Dari itu perlu kiranya kita siasati sebagai orang tua dan pemerintah, mengembalikan dan mengarahkan kepada kebiasaan lama yang sudah menjadi budaya Indonesia, yang di ajarkan leluhur kita ramah, sopan santun dan berbudi pekerti,” jelasnya.
“Bisa kita lihat sendiri dari pengaruh pengaruh apa yang terjadi menimpa ke generasi kita saat ini,” tambahnya.
Lanjutnya, sehingga muncul pengetahuan dan inovasi sehingga membawa generasi tidak kreatif lagi.
“Maka dari itu pemerintah pemko kota Subulussalam menyikapi dengan cara membuka wadah dan membuat suatu gerakan membina generasi pekerja seni yang ada di kota Subulussalam dan membentuk kegiatan-kegiatan budaya lokal sesuai dengan karakter dan talenta masing-masing,” tegasnya.
Lagi, Hazaruddin kegiatan tersebut secara otomatis nantinya memberikan kesempatan kepada pekerja seni dalam menumbuh kembangkan minat bakat.
“Dan kemampuan di bidang kreatif, seni dan budaya di wilayah kota Subulussalam,” tutupnya.
Penulis : Amdan Harahap
Comment