Example floating
Example floating
Breaking NewsLingga

Saparudin Bantah Tuduhan Ancaman dan Konsumsi Alkohol Terhadap Wartawan

1827
×

Saparudin Bantah Tuduhan Ancaman dan Konsumsi Alkohol Terhadap Wartawan

Sebarkan artikel ini
Sekwan DPRD Lingga, Saparuddin.

Lingga, SuaraKepri.com – Sekretaris Dewan (Sekwan) Kabupaten Lingga, Saparudin, membantah tegas isu yang beredar di beberapa media online yang menyebutkan dirinya mengancam seorang oknum wartawan sambil mengonsumsi alkohol. Menurut Saparudin, tuduhan tersebut tidak berdasar dan menyimpang dari kenyataan, Jum’at (25/10/24).

“Kami tidak pernah mengepung atau mengancam wartawan tersebut, apalagi berkaitan dengan berita yang ia sampaikan kepada kami. Tidak ada kata-kata mabuk. Saya tidak pernah merasa terganggu dengan pemberitaan dia,” jelas Saparudin pada Jumat, 25 September 2024.

Lebih lanjut, Saparudin menegaskan bahwa tidak ada tindakan yang mencerminkan premanisme dalam sikapnya. Ia juga tidak merasa resah dengan pemberitaan dari oknum wartawan yang menurutnya berusaha menyudutkan dirinya sejak ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim).

“Kalau pemberitaan tersebut menyudutkan secara pribadi, sah-sah saja bagi saya meminta klarifikasi dari oknum wartawan itu. Saya sudah mengarahkan dia untuk datang ke kantor, tapi dia tidak mau hadir. Ketika saya mengajaknya bertemu, dia malah lari terbirit-birit,” ungkapnya.

Saparudin menambahkan bahwa setelah kejadian itu, wartawan tersebut justru pergi ke Tanjungpinang dan kembali menerbitkan berita yang dinilainya menyimpang serta tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini membuatnya merasa ada motif pribadi di balik tindakan wartawan tersebut.

“Saya merasa ini tidak adil. Ketika saya minta dia datang untuk klarifikasi, dia tidak pernah mau hadir. Tapi, di sisi lain, dia terus menerus memojokkan saya melalui pemberitaan,” kata Saparudin.

Sekwan Lingga itu juga merasa heran dengan tindakan wartawan tersebut yang menurutnya berani menulis hal-hal menyudutkan setelah pergi dari Lingga. “Saya ajak bicara baik-baik, dia malah pergi. Tapi ketika sudah sampai Pinang, muncul lagi berita yang aneh-aneh tentang saya,” tuturnya.

Menurut Saparudin, ia hanya ingin menggunakan haknya sebagai warga negara yang merasa dirugikan oleh pemberitaan yang tidak benar. Ia menilai bahwa meminta klarifikasi secara langsung adalah langkah yang wajar.

“Ingat, saya punya hak sanggah dan hak koreksi. Ketika saya disudutkan melalui pemberitaan, wajarlah kalau saya meminta wartawan tersebut datang untuk klarifikasi. Itu adalah hak saya,” tegasnya.

Ia juga menyesalkan sikap wartawan tersebut yang dianggap tidak profesional karena tidak mau memenuhi undangan klarifikasi. Menurutnya, langkah klarifikasi penting untuk menjaga kebenaran informasi dan profesionalisme dalam pemberitaan.

“Sebagai seorang wartawan, dia seharusnya siap bertanggung jawab atas tulisannya. Kalau ada yang salah, seharusnya klarifikasi bisa dilakukan, bukan malah lari dari permasalahan,” imbuhnya.

Saparudin berharap agar kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama dalam menjaga etika dan profesionalisme dalam dunia jurnalistik. “Saya tidak pernah menghalangi kebebasan pers, tetapi setiap kebebasan ada tanggung jawabnya,” pungkasnya.

Penulis : Febrian S.r

Comment