Jakarta, SuaraKepri.com – Pemilik perusahaan media Tempo, Bambang Harimurti, mengkritik dan menyindir keras atas terjadinya uang fee yang dilakukan oleh oknum Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Sindiran keras Bambang Harimurti ini mengingatkan kembali, bahwa Pers sebagai Pilar ke-4, selain memiliki fungsi edukasi (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan kontrol sosial, Pers juga wajib turut serta mengawasi penggunaan uang rakyat.
“Kisruh di kepengurusan PWI pusat itu harus segera diselesaikan melalui mekanisme organisasi, seperti KLB,” ungkap Bambang Harimurti kepada media saat dimintai tanggapannya terkait kasus dugaan korupsi dana hibah BUMN oleh Hendry Ch Bangun cs beberapa waktu lalu.
Wartawan kawakan itu malah berujar bahwa peristiwa pengemplangan uang rakyat dalam bentuk hibah BUMN yang dilakukan oleh pengurus pusat PWI, Hendry Ch Bangun adalah sesuatu yang amat memalukan dan menjijikkan bagi dunia pers.
Tidak hanya itu, Bambang Harimurti juga mendesak agar penegak hukum segera bergerak untuk mengusut kasus tersebut karena sudah menjadi preseden buruk bagi dunia pers saat ini.
“Jika mereka sudah mengembalikan uangnya, itu tidak berarti menghilangkan tindak pidananya, tetap harus diproses hukum. Menerima dana hibah BUMN saja sudah salah, apalagi ada peristiwa korupsi dan penggelapan dana hibah BUMN itu,” tegas Bambang Harimurti dilansir dari Riausatu.com.
Apa yang disampaikan oleh Wartawan Senior, Bambang Harimurti ini adalah dalam bentuk dukungan kepada hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PWI yang digelar pada 18-19 Agustus 2024 lalu di Jakarta. Puluhan wartawan senior Indonesia juga menyatakan dukungan yang sama.
Dukungan ini diberikan sehubungan dengan pentingnya penataan kembali kepengurusan pusat organisasi wartawan tersebut pasca pemecatan Hendry CH Bangun dari keanggotaan PWI yang secara otomatis juga melengserkan bersangkutan dari kursi Ketua Umum (Ketum) PWI.
Ada beberapa nama wartawan Senior dan tokoh yang memberikan dukungan serta komentarnya terkait hasil KLB PWI. Nama-nama wartawan senior itu seperti Marah Sakti Siregar, Tribuana Said, dan Izharry Agusjaya Moenzir.
Editor : Mori
Comment