Ketika berbicara tentang investasi di pasar modal, banyak orang langsung terbayang dengan saham. Namun, sesungguhnya ada berbagai instrumen investasi lain yang tak kalah menarik, salah satunya adalah surat utang. Memahami dan memanfaatkan surat utang bisa menjadi langkah strategis untuk diversifikasi portofolio investasi.
Surat utang, atau obligasi, adalah dokumen berharga yang bisa berbentuk fisik atau digital, di mana pihak penerbit surat utang berjanji untuk membayar bunga atau kupon kepada pemegang obligasi. Instrumen ini dijual di pasar modal, termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan jangka waktu pembayaran yang bervariasi, mulai dari tiga hingga tiga puluh tahun atau lebih. Ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk memilih sesuai kebutuhan dan strategi investasi mereka.
Salah satu jenis surat utang yang menarik adalah Surat Utang Negara (SUN), yang diterbitkan oleh pemerintah. SUN ini umumnya berjangka waktu panjang dan bisa diterbitkan di dalam negeri dengan mata uang rupiah atau di pasar global dengan mata uang asing. Seri SUN terpanjang adalah RI0153 yang akan jatuh tempo pada tahun 2053. Penerbitan SUN juga mencakup skema syariah yang dikenal sebagai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk. Pemerintah baru saja melelang tujuh seri SBSN pada bulan Juli 2024, menunjukkan komitmen untuk mendiversifikasi sumber pembiayaan melalui instrumen syariah.
Investor institusi seperti dana pensiun, manajer investasi, dan perusahaan asuransi sering kali menjadi pemain utama di pasar sekunder untuk seri SUN dan SBSN. Namun, pemerintah juga menyediakan instrumen untuk investor ritel, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (Sukri). Dengan minimum pembelian yang terjangkau, instrumen ini memungkinkan lebih banyak individu untuk berpartisipasi dalam investasi surat utang.
Keuntungan dari investasi surat utang tidak hanya berasal dari kupon yang dibayarkan secara berkala, tetapi juga dari potensi capital gain jika harga surat utang naik di pasar sekunder. Ini memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan ganda, baik dari pembayaran kupon maupun apresiasi harga obligasi.
Selain itu, surat utang juga diterbitkan oleh perusahaan, dikenal sebagai Obligasi Korporasi. Perusahaan swasta dan BUMN menerbitkan obligasi untuk berbagai kebutuhan pendanaan, seperti ekspansi usaha atau pembayaran utang. Namun, obligasi korporasi memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan SUN, sehingga penting bagi investor untuk memperhatikan rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat efek seperti PEFINDO. Rating ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang dan kupon obligasi yang diterbitkan.
Secara keseluruhan, memahami berbagai jenis surat utang dan sukuk serta risiko dan keuntungan masing-masing adalah kunci dalam mengambil keputusan investasi yang cerdas. Diversifikasi melalui instrumen ini tidak hanya memberikan stabilitas tetapi juga peluang untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan. Investor harus selalu memantau kinerja penerbit obligasi dan ratingnya untuk memastikan investasi mereka tetap aman dan menguntungkan.
Comment