Lingga, SuaraKepri.com – Puluhan tahun sudah beberapa dusun di Kabupaten Lingga tidak pernah dialiri listrik 24 jam, salah satunya di Dusun Sambau, Sungai Nona dan Air Kelat, sebab alasan yang tidak pasti, Selasa (22/10/24).
Namun, sejak kepemimpinan Nizar sebagai Bupati Kabupaten Lingga, pemukiman nelayan tersebut kini dapat menikmati aliran listrik 24 jam, hal itu di benarkan oleh Kepala PLN Lingga Marwan Saleh, ia mengatakan bahwa realisasi listrik hari ini yang telah dimulai sekitar setahun yang lalu adalah berkat kerjasama semua pihak yakni Bupati Lingga.
“Kami dari PLN, berkat sinergi yang baik dari Pemda, dukungan dari Bupati (Nizar) kita dan seluruh forkopimda yang ada di Kabupaten Lingga dan juga Kades dan Camat, akhirnya melalui sinergi ini jaringan listrik kita dari Sambau, Air Kelat hingga Sungai Nona, dengan panjang 9,3 Km ini bisa kita selesaikan,” kata Marwan Saleh beberapa waktu lalu.
Tentu hal ini merupakan komitmen Nizar, ia ingin wilayah – wilayah terpencil di Kabupaten Lingga dapat terang, dan bersinar, agar nantinya ketimpangan-ketimpangan di masyarakat sedikit-sedikit dapat diselesaikan.
Bahkan di beberapa momen ia pernah menyampaikan, sebagai anak yang dibesarkan dari tangan nelayan dan di dewasakan oleh keadaan, Nizar ingin generasi selanjutnya mendapatkan hak-hak yang sama, karena menurutnya teglen bersinar bukan tentang jargon kampanye saja, namun itu adalah harapan besar masyarakat untuk pembangunan Kabupaten Lingga kedepannya.
Jika dilihat dari akhir Tahun 2021 saja, 75 Desa di Kabupaten Lingga telah menikmati listrik minimal 14 jam sehari dan semakin hari semakin banyak daerah yang telah menikmati listrik hingga 24 jam.
“Alhamdulillah bapak ibu, harapan kita semua yang sudah kita tunggu dari lama mudah-mudahan ini dapat memenuhi dahaga dari Bapak Ibu untuk listrik 24 jam, kami masih terus bekerja untuk Lingga terang, dan kepercayaan ibu dan bapak akan kami perjuangkan,” kata Nizar di waktu yang lalu.
Jika melihat perjuangan Muhammad Nizar selama ini, memperjuangkan pembangunan Bunda Tanah Melayu tentu bisa disebut sebagai putra terbaik yang dimiliki Bunda Tanah Melayu, yang mana kepemimpinan itu adalah pengabdian. Seorang pemimpin sejati tidak akan meninggalkan amanah hanya karena tantangan ego sektoral, tetapi akan berjuang sampai akhir untuk kepentingan bersama.
Penulis : Febrian S.r
Comment