Bintan, suarakepri.com – Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari Minggu lalu, tanggal 22 Desember 2023 menjadi sebuah momen perayaan penting bagi masyarakat keturunan Tionghoa yang berpegangan kepada kalender im atau sering disebut kalender lunar.
Perayaan Tahun Baru Imlek sejatinya bukanlah sebuah perayaan untuk agama tertentu, melainkan untuk semua masyarakat keturunan Tionghoa yang mengandalkan kalender lunar sebagai acuan.
Hal ini dijelaskan langsung oleh salah seorang pengusaha Kapal Fiber, Suyanto, S.E. atau yang kerap disapa Along Fiber. Menurutnya, jika dilihat dari kalender lunar, Imlek 2023 pada tahun ini dilambangkan dengan shio kelinci air, dimulai dari tanggal 22 Januari 2023 hingga 9 Februari 2024.
Jika dilihat kembali berdasarkan kepercayaan masyarakat dan budaya Tionghoa, kelinci merupakan simbol umur panjang, kedamaian, dan kemakmuran. Maka dari itu, tahun 2023 diprediksi menjadi tahun harapan.
“Pada tahun 2023 ini, tentunya saya memiliki sebuah harapan yang tinggi kedepannya. Salah satu harapan saya yaitu semoga ditahun ini akan membawa dampak positif bagi usaha yang sedang saya jalani, agar kedepannya saya bisa dapat membantu masyarakat sekitar khususnya Sei Enam,” harapnya, Jumat (27/01).
Pria yang dikenal sebagai pengusaha dermawan ini juga menjelaskan, ada makna yang sangat mendalam dan semangat dalam toleransi di setiap perayaan tahun baru yang dilaksanakan. Menurutnya, perayaan tahun baru keagamaan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bintan memiliki ruang yang sama bagi seluruh pemeluk kepercayaan.
“Tahun Baru Imlek Ini kan salah satu kekayaan negeri kita dan merupakan tradisi yang masih bertahan sampai saat ini. Jadi ya saya berpikir, Indonesia ini sungguh sangat luar biasa sekali jika berbicara tentang toleransi, semoga hal ini dapat terus bertahan dengan menjaga keharmonisan, menghargai sesama, serta menghormati keanekaragaman budaya Indonesia,” ungkapnya.
Comment