Karyawan Yang di PHK Bantah Telah Langgar Aturan
TANJUNGPINANG, SuaraKepri.com – Subandi, owner PT. Panca Rasa Pratama tidak tahu kalau ke 14 orang karyawannya telah diberhentikan atau di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh manajemen perusahaan. Hal ini disampaikan Inggrid, perwakilan karyawan PT. Panca Rasa Pratama yang di PHK, saat pertemuan yang mereka lakukan di perusahaan teh prenjak dengan Subandi, pada Sabtu sore (23/8) tadi.
“Ternyata Pak Subandi tidak tahu kalau kami di PHK, yang ia tahu kami telah mengundurkan diri berdasarkan laporan dari manajemen perusahaan,” ujarnya seusai pertemuan dengan Subandi yang juga turut didampingi oleh Wali Kota Tanjungpinang dan Kadisosnaker Kota Tanjungpinang.
Inggrid juga membantah keterangan dari majamen perusahaan bahwa pekerja yang telah di PHK, sering melakukan pelanggaran selama bekerja. “Tidak ada kami melanggar aturan, bahkan Pak Bandi pun tahu selama kami bekerja disini (PT. PRP) selalu berkelakuan baik dan tidak melanggar peraturan,” tegasnya.
Inggrid pun berharap, pada tanggal 6 September nanti, pihak manajemen perusahaan termasuk Subandi akan memberikan keputusan yang terbaik buat mereka. “Kami harap 2 minggu lagi, keputusan dan solusi terbaik dapat kami peroleh,” ungkapnya.
Sebelum pulang, Subandi turut menyalami para pekerjanya yang di PHK dan menyempatkan diri untuk berfoto bersama. “Mereka ini sudah bagaikan keluarga bagi saya, seprti ibu dan kakak-kakak saya,” ungkap Bandi.
Manager HRD : Pak Subandi Tidak Tahu Karena Dia Diluar Manajemen

Manager HRD, Faisal mengaku bahwa pemecatan atau PHK yang dilakukan pihak manajemen PT. PRP berdasarkan rekomendasi dari manager produksi. Karena ia sendiri tidak mengikuti pertemuan yang terbatas dan tertutup tersebut, ia tidak begitu tahu pokok permasalahan yang dibahas. Termasuk ketidak tahuan, Subandi selaku owner PT. PRP adanya PHK terhadap karyawannya.
“Tadi saya tidak tahu isi pembahasan dari pertemuan tadi. Kalau Pak Subandi sendiri kan diluar manajemen perusahaan, dia hanya menunggu laporan dari kami selaku pimpinan atau orang tua kami,” ujarnya.
Faisal sendiri menceritakan, PHK tersebut berawal adanya laporan dari pihak Manajer Produksi terhadap karyawan yang telah melanggar peraturan perusahaan. “Ini kan berawal adanya laporan dari manager produksi, adanya karyawan yang tidak mau pakai masker, main hp saat bekerja, makan di lokasi produksi. Laporan ini menjadi pertimbangan bagi manajemen perusahaan,” jelasnya.
Dari laporan inilah, lanjut Faisal pihak manajemen perusahaan membuat kebijakan. “Setelah diperingatkan berulang kali, tetapi peraturan perusahaan tidak juga diindahkan dan dipatuhi. Maka perusahaan membuat ketegasan karena perusahaan tidak mau dirugikan,” ucapnya.
Karena Subandi sering diluar kota, jadi adanya PHK terhadap 14 pekerja tersebut tidak diketahuinya. “Karena kesibukan beliau dan kami telah dipercayakan, kami harus membuat keputusan terbaik untuk perusahaan. Tadi saja saya ingin koordinasi dengan beliau hasil pertemuan tadi, tidak sempat, karena beliau telah lelah dan hari pun telah malam,” ungkapnya.
[sk]






Comment