TANJUNGPINANG, suarakepri.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang angkat bicara terkait adanya fenomena angin puting beliung yang terjadi di Senggarang pada Selasa (19/11/2024) lalu.
Dalam penyampaiannya, Kepala BMKG Tanjungpinang, Ahmad Kosasih, mengatakan bahwa fenomena tersebut memang benar karena terpantau citra radar mereka.
“Dari pantauan citra radar memang ada indikasi awan Cumulonimbus (CB) di perairan sekitar Senggarang pada pukul 13.00 – 15.00 WIB,” kata Ahmad Kosasih dalam keterangan resminya, Kamis.
“Dari citra satelit juga menunjukkan adanya awan cumulonimbus dari pagi, siang, sore, hingga punah atau luruh ketika menjelang malam hari,” tambahnya.
Berdasarkan analisis BMKG, pada tanggal 18 November 2024 pukul 19.00 Wib memang terpantau adanya siklonik si sekitar Selat Karimata.
Sementara itu pada tanggal 19 November 2024 pukul 07.00 Wib terpantau adanya pertemuan massa udara (konvergensi) di sekitar wilayah Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.
“Hal ini mengakibatkan perlambatan massa udara dan mendukung pertumbuhan awan konvektif Cumulonimbus di wilayah Tanjungpinang,” kata dia
“Awan CB merupakan sumber utama yang dapat menyebabkan terjadinya puting beliung atau jika di wilayah perairan disebut dengan waterspout,” ucapnya
Meski begitu menurut Ahmad Kosasih, tidak setiap awan CB dapat mengakibatkan fenomena puting beliung.
“Tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya. Kondisi atmosfer pada saat kejadian tersebut tergolong labil yang juga ditunjukkan dari nilai indeks labilitas atmosfer yang cukup signifikan,” jelasnya.
Meski begitu, BMKG Tanjungpinang belum mendapatkan informasi dari pihak terkait mengenai dampak dari fenomena tersebut
“Sampai saat ini kami belum menerima informasi bahwa fenomena tersebut mengakibatkan bencana yg menimbulkan kerugian materil maupun korban jiwa,” ucapnya.
“Selain itu, kami juga sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Tanjungpinang dan sampai saat ini belum ada laporan baik dari ketua RT/RW setempat terkait kejadian tersebut,” lanjutnya.
Penulis : Angga
Comment