Tempat Tinggal di Krueng Cut Terancam Abrasi
Nagan Raya, SuaraKepri.com – Sangat menyentuh hati, kehidupan Ibu dan anak yang berada di Desa Krueng Cut, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. Siapa pun yang melihat keadaan ibu dan anak itu akan miris, ibu mengalami cacat fisik dan anak mengalami cacat mental.
Selain keadaan Ibu dan Anak yang sangat memperhatikan, tempat tinggal mereka pun terancam abrasi dan hanya tersisa 5 Meter dari tepian sungai.
Saat awak media ini dan Kepala Desa menyambangi rumah Ibu Kamalia yang beruusia 60 Tahun dan anaknya bernama Lina Wati berusia 32 tahun terlihat pasrah dengan keadaan mereka.
Selain itu, Ibu beserta ana- anaknya tersebut tinggal berada di dekat sungai yang terdampak Abrasi, yang sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan Kamalia berserta anaknya.
Pantauan media di lokasi, selain Rumah dan keadaan Kamalia yang sangat memperhatikan, terdapat banyak titik lokasi Abrasi yang tersebar di desa Krueng Cut Kecamatan Beutong.
Keuchik/ Kepala Desa Krueng Cut, Ilyas saat di konfirmasi terkait warganya yang mengalami sakit cacat fisik dan cacat mental, pihak desa selalu memberikan bantuan kepada Kamelia berserta anaknya yang mengalami cacat mental.
Selain itu, pihak Dinas Sosial dari kabupaten juga sering memberikan bantuan kepada Kamelia.
“Untuk penanganan abrasi, pihak desa sebelumnya sudah berupaya untuk melakukan pembuatan tanggul di pinggiran sungai sepanjang 626 Meter. Ini dilakukan untuk mengurangi abrasi di lahan pertanian dan perkebunan milik masyarakat terang Keuchik,” ujar Ilyas, pada hari Senin (05/12/2022).
Anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 58 juta dari dana desa yang dialokasikan untuk pembuatan tanggul di sepanjang bibir sungai tahun 2022 ini.
Sebelumnya pihak dari kecamatan juga pernah turun meninjau langsung Lokasi abrasi Krueng Cut. Dalam kunjungannya, Camat Beutong Said Azman SE. MM mengucapkan apresiasi kepada Keuchik Krueng Cut yang telah mengalokasikan sebagian dana desanya untuk penanganan abrasi terang Keuchik Ilyas.
Di tempat terpisah Tokoh Masyarakat, T. Mansur mengatakan sejak dari tahun 2000 masyarakat Desa Krueng Cut sudah kehilangan sekitar 25 Hektar lahan persawahan dan perkebunan.
“10 Rumah milik warga pun hilang diakibatkan Abrasi yang selalu menghantui warga sejak sekian puluh tahun yang lalu, sampai dengan hari ini,” tegas T Mansur.
T. Mansur juga memberikan apresiasinya kepada Keuchik Krueng Cut, yang sebelumnya telah mengalokasikan sebagian Dana Desa untuk menangani abrasi melalui pembuatan tanggul sepanjang enam ratus dua puluh enam meter ( 626 ) untuk mengurangi abrasi.
Namun akibat banjir yang sangat besar, tanggul yang sebelumnya di buat oleh pemerintah desa untuk menahan abrasi kini sudah jebol semua hanya tersisa sedikit, setidaknya kami atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah desa karna udah berupaya untuk mengatasi abrasi.
Lanjut T. Mansur berharap kepada pemerintah Provinsi Aceh agar segera menangani masalah abrasi yang masih ada tersebar di beberapa titik lokasi yang berada di Desa Krueng Cut.
Diketahui desa Krueng Cut tersebut, termasuk desa tertinggal.
“Jadi saya atas nama masyarakat Desa Krueng Cut berharap kepada pemerintah provinsi agar memperhatikan desa kami, karena pada tahun 2000 luas Desa Krueng Cut sebesar103,8 H. Kini luas desa Krueng Cut di tahun 2022 tersisa hanya sekitar 78,8 H diakibatkan abrasi,” pinta T. Mansur.
Penulis : Desta

Comment