Example floating
Example floating
Tanjungpinang

Rektor IPDN Terima 10 Ribu Dolar USA, Anak Cori Tidak Lulus IPDN

262
×

Rektor IPDN Terima 10 Ribu Dolar USA, Anak Cori Tidak Lulus IPDN

Sebarkan artikel ini
Andi Cori Fatahuddin saat memberikan keterangan sejumlah wartawan di kantornya, Gapensi Tanjungpinang. | SuaraKepri.com

Cori Akan Melaporkan Suhajar ke Polda Metro Jaya

TANJUNGPINANG, SuaraKepri.com – Meski Telah memberi uang sebesar 10 ribu US dolar kepada Rektor Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si, anak sulung dari Andi Cori Fatahuddin tidak juga lulus penerimaan IPDN pada bulan September 2014 yang lalu. Bahkan setelah tidak lulus penerimaan IPDN ini, mantan Sekda Kepri tersebut tidak berinisiatif untuk mengembalikan uang yang telah diberikan oleh Cori tersebut.

Hal ini dipaparkan oleh Cori di kantor Gabungan Pengusaha Indonesia (Gapensi) Tanjungpinang miliknya, Jalan Pemuda, pada hari Minggu siang (2/11) kepada sejumlah wartawan dalam jumpa pers.

Cori, mantan anggota DPRD Kota Tanjungpinang dan pentolan PDI Perjuangan memang memiliki hasrat dan keinginan yang kuat untuk memasukan anaknya di sekolah IPDN dari tahun 2002 silam.

“Oleh sebab itu, saya betul-betul mendidik dia (anak saya) selama bertahun-tahun. Karena dia juga memiliki cita-cita yang sama, makanya saya menambah les private untuk dia, seminggunya saja sebesar Rp 1,8 juta. Saya dan kawan-kawan memiliki keinginan yang sama untuk anak kami agar memiliki kesempatan di Pamong Praja tersebut untuk mengabdikan diri di daerah mereka,” ujar Cori Ketua Gapensi Tanjungpinang mengawali cerita.

Dan dipertengahan tahun 2014 lalu, anak Cori pun akhirnya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan nilai yang cukup memuaskan, berprestasi dan telah memenuhi persyaratan untuk masuk IPDN.

Maka pada bulan Agustus 2014, Andi Cori pun akhirnya bertemu Suhajar Diantoro di sebuah Mall di bilangan Jakarta. “Di Mall tersebutlah saya bertemu beliau (Suhajar-red) dan menyerahkan uang sebesar 10 ribu US dolar dalam pecahan 100 US dollar. Dan awalnya ia sempat mempertanyakan nilai kelulusan anak saya dan saya sampaikan ke dia bahwa anak saya memiliki nilai rata-rata 8,7. Setelah itu dia pun menganjurkan untuk mengikuti latihan psikotest di Mabes TNI AD di Bandung,” paparnya bertemu dengan Suhajar saat di Jakarta itu, ada saksi.

Pada waktu pemberian uang tunai berbentuk dolar Amerika Serikat, kurs dolar saat itu sebesar Rp 12 ribu lebih.

Pada saat mengikuti tes tertulis, anak Cori tidak dapat menjawab hanya dua soal saja dari 60 soal yang disediakan panitia seleksi penerimaan IPDN. “Selain itu anak saya hanya salah mengisi umur saya yang seharusnya 41 tahun, dibuat oleh anak saya menjadi 40 tahun. Saya rasa itu bukanlah alasan yang kuat menyatakan anak saya tidak lulus ujian,” tegasnya geram.

Setelah itu, Cori pun sempat mempertanyakan hal tersebut kepada panitia, tetapi saat itu panitia menolak karena beralasan bahwa penerimaan dilaksanakan melibatkan orang KPK. “Saat itu mereka mengatakan bahwa penerimaan calon mahasiswa IPDN itu melibatkan langsung KPK. Tetapi setelah saya konfirmasi langsung kepada Johan Budi, Juru bicara KPK, ternyata tidak benar. Itu sama saja berbohong dan menjual nama KPK untuk menjadi satu bagian dari alasan mereka,” terangnya.

Cori pun tidak berhenti sampai disitu, ia juga sempat ke kampus IPDN di Jatinangor untuk bertemu Suhajar. “Saya sampai menginap disana selama dua hari dua malam, tetapi gagal bertemu beliau karena selalu berada di luar daerah,” tambahnya.

Cori terus menghubungi Suhajar dan mengirim pesan sms termasuk soal uang yang telah diberikan Cori sebesar 10 ribu US dolar tersebut, tetapi selalu tidak dijawab oleh Suhajar.

“Hingga ia pun pernah mengajak ketemu di Jakarta atau di Batam. Dan untuk anak saya akan dijanjikan pada tahun depan dalam penerimaan IPDN lagi. Tetapi saya sudah cukup kesal dan kecewa, mereka tidak komitmen serta bertanggung jawab,” geram Cori.

Bahkan Suhajar juga sempat memberikan nomor ponsel yang baru miliknya dengan nomor 085320018xxx kepada Cori. Tetapi setelah itu tidak pernah aktif lagi hingga sekarang.

Karena sudah cukup kesal, Cori pun berencana akan melaporkan Suhajar ke Polda Metro Jaya.

“Karena saat saya menyerahkan uang tersebut disana, maka saya pun akan melaporkan beliau di Jakarta (Polda Metro Jaya) dalam waktu dekat ini,” ungkap Cori.

[sk]

Comment