TANJUNGPINANG, SuaraKepri.com – Ketidakpastian waktu pendeklarasian Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dianggap hanyalah bagian dari strategi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menyelamatkan kadernya dari serangan politik para pesaingnya.
Menurut pengamat komunikasi politik berdasarkan dirilis oleh SuaraMerdeka.com, Ari Junaedi, musibah banjir yang terus melanda Jakarta membuat Megawati harus melakukan kalkulasi politik secara matang untuk menentukan waktu yang tepat dalam pendeklarasian Jokowi. Sebab, jika waktu pendeklarasian itu diketahui oleh lawan politik, maka tidak menutup kemungkinan lawan politik akan memanfaatkan kesempatan dengan cara menghujam pertanyaan dan kritikan yang terkait dengan kerja-kerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Saya ibaratkan Megawati ini seperti Roberto Mancini ketika menukangi Manchester City, yang selalu berucap sulit untuk memenangkan jawara Liga Primer. Karena terlalu sering berkomentar seperti itu maka klub-klub yang lain menjadi terbawa dalam skenario Citizens dan akhirnya Citizens lah yang juara,” kata pengajar S1 dan S2 komunikasi politik di Universitas Indonesia ini, Kamis (30/1).
“Nah PDI Perjuangan juga terlalu kerap berstatemen, PDIP belum tentu mencapreskan Jokowi padahal sejumlah skenario sudah dirancang,” tutur peraih penghargaan World Customs Organization Sertificate of Merit 2014 karena metode pembelajaran komunikasi ini, terkait dengan skenario-skenario yang telah disiapkan PDI PerjuanganD.
Dalam kalkulasi politik Ari Junaedi, usai banjir mereda dan jelang pemilu di bulan April 2014, nama Jokowi akan di-launching resmi oleh PDI Perjuangan sebagai capres.
“Dan sejak saat itu, elektabilitas Jokowi dan PDIP akan terus moncer,” pungkas Ari.
[sk]
Comment