Lingga, SuaraKepri.com – Seorang PTT Dinas Pemuda dan Olah Raga (Pora) Kabupaten Lingga terima prilaku tidak menyenangkan yang diduga dilakukan oleh mantan Sekretaris KPU Kabupaten Lingga terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
PTT yang engan namanya disebutkan mengatakan ancaman dan intervensi itu ia dapatkan saat sepulang dari rumah ibu mertuanya dijalan Kampung Melukap, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga, Selasa (24/11/20).
“Sore tadi barusan saja Ibu Inisial M menghentikan saya ditengah jalan dan beliau mengintervensi saya supaya memilih nomor urut 1, dia berkata bahwa rezim sebelumnya banyak orang dzalim dan sebagaimananya beliau juga mengancam saya dengan mengatakan kalau nomor 01 terpilih saya akan dipindahkan dan beliau berkata dengan kata-kata ancaman,” kata pegawai tidak tetap yang engan namanya disebutkan.
Selain itu, menurut dia mantan Sekretaris KPU tersebut sempat mengancam orang tuanya melalui telekomunikasi Handpone, tentu hal itu jelas dia tidak boleh dilakukan kepada seseorang, karna intervensi atau mengekang pilihan seseorang merupakan merampas demokrasi, apalagi dengan ancaman.
“Cara nya tidak seperti itu, mengintervensi itukan tidak boleh, hak pilih masing-masing, lagi pula saya ini taat pada perintah atasan, sebagai PTT saya tidak boleh berpolitik, tapi saya mohon jangan ganggu hak pilih saya sebagai warga negara Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu, ia berharap kepada Bawaslu Lingga untuk kedepannya lebih dapat mengawasi praktek intervensi yang kapan saja bisa dialami oleh ASN, PTT, THL dilingkungan OPD Lingga.
“Tolong, kami sebagai aparatur negara meminta kepada Bawaslu Lingga untuk menjaga hak kami dari praktek-praktek intervensi dan acaman, seperti kata-kata akan dipindahkan lah, akan dinon jobkan lah, kami minta kepada Bawaslu Lingga untuk tegas lah terhadap oknum-oknum hebat itu,” pungkasnya.
Penulis :Febrian S.r
Comment