Lingga, SuaraKepri.com – Kisah Jalaludin Muhammad Yusuf (65) pria tua yang tinggal di Kelurahan Dabo, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga ini berprofesi sebagai pemandi jenazah covid-19.
Menjalankan profesi sebagai pemandi jenazah kurang lebih 30 tahun, Jalaludin mengaku selama ini selalu mendapat amanah untuk memandikan jenazah dan ia pun tidak perna memilih-milih golongan, karna baginya memandikan jenazah itu adalah perintah Allah SWT yang harus dijalankan
Terlebih lagi pada tahun 2021 ini, pria yang tinggal di Sekop Darat, Kelurahan Dabo ini juga menerima tawaran untuk memandikan jenazah yang meninggal akibat paparan Covid-19.
Dengan skill, ilmu agama dan keberanian itulah, yang menjadi mata pencahariannya untuk menyambung hidup Jalaludin bersama keluarganya.
Jalal sendiri saat ini hanya tinggal di sebuah rumah panggung sederhana, dengan cat di dinding yang sudah usang.
Pria yang selalu terlihat sering menjadi imam masjid ini tidak sungkan untuk berbagi kisahnya saat menghadapi jenazah Covid-19.
“Tidak ada rasa khawatir dan takut, yang penting kuncinya ikhlas. Alhamdulillah saat ini tidak tertular,” kata Jalal, Rabu (29/9).
Selain itu, tidak mudah bagi Jalal untuk memandikan Jenazah Covid-19. Karena ia harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebagai panduan protokol kesehatan.
Setidaknya, sampai saat ini ia telah memandikan lebih kurang 30 orang jenazah Covid-19, bahkan ia mengungkapkan, bahwa pada Mei dan Juli 2021 lalu, jenazah Covid-19 mengalami peningkatan.
Tidak tanggung-tanggung, perna dalam satu hari ia mengaku memandikan 5 jenazah sekaligus, namun dengan rahmat Allah SWT hingga saat ini ia tidak perna terpapar covid-19.
“Pernah ada 3 jenazah Covid-19 yang saya mandikan dalam sehari, ditambah 2 jenazah dengan meninggal bias, dan bisa setiap hari, dari 4 orang hingga sampai 5 jenazah,” ungkapnya.
Sementara itu, sambung dia perna sebagian orang ada yang beranggapan dirinya ‘kebal’, karena dengan puluhan jenazah yang dimandikan, ia belum pernah tertular virus corona tersebut.
Namun, ia berkata kuncinya hidup dan mati dikuasa tuhan, sebagai manusia keikhlasan dan tanpa keraguan menjadi kuncinya dalam menjalani pekerjaan itu.
“Modal saya doa dan ikhlasan, alhamdulillah dari memandikan jenazah covid-19 terkadang saya dikasih 300 ribu, pernah 400 ribu sekali, selebih 300 ribu,” pungkasnya.
Penulis : Febrian S.r
Comment